I.
Identitas
Buku
Novel Orang-orang
Proyek karya Ahmad Tohari adalah novel yang sudah tidak asing bagi penggemar
karya sastra Indonesia. Novel ini pertama kali diterbitkan oleh penerbit
Jendela pada Juli 2002 di Yogyakarta. Novel yang memiliki tebal 228 halaman ini
dicetak di kertas hvs dengan ukuran 12x18cm.
Cover novel Orang-orang
Proyek dominan berwarna putih dengan gambar di sisi bawah novel seperti ranting
pohon yang kaku berjejer di dalam tebing berwarna abu-abu yang juga kaku,
meninggi dari kanan ke kiri. Gambar lelaki memakai jas dan dasi kupu-kupu hitam
serta berjas ungu sedang berdiri dan merentangkan tangan berada di sisi kiri
cover.
II. Sinopsis
Kabul adalah seorang
insinyur teknik sipil yang bekerja menjadi kepala pelaksana pembangunan
jembatan yang bernilai ratusan juta bahkan sampai milyaran. Kabul bekerja di
sebuah desa yang masih kental suasana alamnya. Baginya, proyek tersebut
merupakan pekerjaan dan beban psikologis karena jembatan yang dia bangun harus
bermutu tinggi agar tidak mudah rusak. Jika hanya bertahan satu atau dua tahun,
akan ada gunjingan oleh masyarakat sekitar bahwa orang proyek suka memanipulasi
dana sehingga mutu bangunan jelek dan ujung-ujungnya membebani rakyat kecil.
Pribadi Kabul bukanlah orang yang seperti itu, dia selalu memegang prinsip yang
diajarkan Biungnya sejak kecil, yaitu apa anane, apa mesthine, apa benere.
Semua prinsip yang
Kabul pertahankan sangat bertentangan dengan kenyataan di lapangan proyek.
Anggaran dari dana luar negeri telah 30-40 persen masuk kantong pejabat sebelum
sampai di lapangan. Dana sisa yang sekarang dipakai untuk proyek tidak
mencukupi, semua pasir dan batu yang dipakai bermutu jelek. Terbesit di benak
Kabul untuk mundur dari proyek, tetapi Kabul masih bimbang karena gaji yang
diterimanya masih dipakai untuk biaya kuliah kedua adiknya yaitu Samad dan
Aminah, juga untuk membantu Biyungnya.
Kabul bertemu teman
sesama aktivis kampus bernama Basar yang menjadi Kades tempat proyek Kabul
berjalan. Suatu hari rumah Basar didatangi tamu dari partai Golongan Lestari
Menang yang berkuasa pada orde baru masa itu. Tamu Basar tersebut menyampaikan
pesan bahwa HUT GLM akan diadakan di desa tersebut sekalian peresmian jembatan
baru yang sedang diselesaikan oleh Kabul. Tamu tersebut meminta Basar untuk
meminjam kuli proyek untuk mendirikan tenda dan mengaspal jalan desa yang masih
berupa tanah. Tentu saja partai GLM tidak mau menanggung biaya untuk mendirikan
tenda dan mengaspal jalan, mereka berkata bahwa lebih baik dananya dari proyek
pembangunan jembatan tersebut.
Basar yang memiliki
idealisme sama seperti Kabul sempat berontak tetapi hanya dalam hati dan
pikiran. Beberapa hari setelah kejadian itu, Basar mendatangi proyek Kabul
bersama seseorang yang memakai jaket GLM bernama Baldun. Tujuan Baldun datang
ke proyek untuk meminta bantuan Kabul dan kuli proyek untuk merenovasi masjid
mulai dari bantuan dana, material dan tenaga. Kabul menolak permintaan itu,
tetapi Baldun menjelaskan bahwa seusai melaksanakan upacara HUT GLM, Wapres dan
Ketua Umum partai akan shalat Jumat di masjid, sehingga masjid harus segera
dirombak. Bahkan Insinyur Dalkijo, manajer proyek jembatan yang juga berperan
sebagai bendaharawan GLM sudah menyetujui renovasi tersebut. Kabul tetap
menolak sehingga membut Baldun geram dan meninggalkan proyek.
Kabul semakin tidak
betah berada di proyek tersebut. Pasir yang digunakan benar-benar pasir dengan
kualitas paling buruk dan banyak campurannya. Beton yang dipesan retak-retak
dan Dalkijo tidak menggubris perkataan Kabul untuk membeli yang baru. Besi yang
digunakan juga berasal dari besi bekas proyek Pantura yang sudah tidak layak
pakai. Dalkijo tetap bersikeras memakai material tersebut, sehingga Kabul
memutuskan untuk berhenti dari proyek tersebut. Kabul yang mengutarakan niatnya
pada Dalkijo membuat suasana menjadi tegang, Dalkijo mengancam kabul kemudian
keluar dari area proyek dengan wajah seperti terbakar.
Satu tahun setelah
jembatan diresmikan, Kabul berniat ingin melihat keadaan jembatan dan benar
saja apa yang diramalkan Kabul. Tepat di depan jembatan tertulis bahwa jembatan
rusak. Kabul memeriksa jembatan tersebut dan mendapati jembatan itu lantainya
sudah jebol, tetapi kerangka jembatan yang dikerjakan Kabul masih kokoh. Rasa
sakit menusuk dada Kabul, di dalam hati Kabul berpikir ada berapa ribu proyek
yang senasib dan hanya menghabiskan uang rakyat.
III.
Tanggapan
Novel ini membuat
pembaca kritis tentang kecurangan-kecurangan yang terjadi pada proyek di
seluruh Indonesia. Selain itu juga ada nilai agama pada novel tersebut saat
tokoh utama tak pernah lalai menjalankan ibadah dan juga menceritakan
kepercayaan penduduk setempat dengan hal yang magis.
Kekurangan novel ini
adalah latar tempat yang sebagian besar di area proyek dan terkesan monoton
hanya di situ-situ saja. Tetapi, secara keseluruhan isi novel tersebut sangat
menarik untuk dibaca dan membuat pembaca penasaran bagaimana akhir cerita
tersebut.
IV.
Rekomendasi
Novel Orang-orang
Proyek sangat menarik untuk dibaca, isi novelnya tidak mengumbar kekerasan dan
kata-kata yang tidak pantas. Oleh karena itu, novel ini layak dibaca untuk
semua umur.